Sosialisasi Penyakit Gastritis (Maag) di RSUD Prembun .
Sosialisasi Penyakit Gastritis (Maag) di RSUD Prembun. Pagi ini Tim dari Promosi Kesehatan Rumah Sakit melakukan sosialisasi tentang Penyakit Gastritis atau yang sering kita tahu yaitu Maag. Gastritis atau Maag adalah peradangan yang terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi asam lambung mengakibatkan iritasi/perlukaan pada lambung.
Macam Gastritis
Grastritis
Akut
Gastritis
Kronis/Menahun
Bagaimana Tanda-
tanda Grastritis (Maag)
Daerah
lambung (efigastrium) terasa nyeri, perih atau juga terasa terbakar
Rasa
penuh didaerah lambung / daerah perut
Rasa
tidak enak di daerah perut
Dapat
disertai juga rasa kembung di daerah perut (lambung)
Berkurang
nafsu makan (Anoreksia)
Adanya
perasaan mual dan mau muntah
Penyebab
Grastritis (Maag)
Belum diketahui
secara pasti, sering kali akibat :
Stres
Mengkonsumsi
Alcohol
Merokok
Obat-
obatan
Infeksi
bakteri atau virus yanfg mengeluarkan endotoksin
Sekresi
cairan pancreas atau empedu yang mengalir kembali ke lambung
Radias
Bahan
– bahan yang bersifat korosif (merusak)
Terlambat
makan
Apa yang harus
dilakukan untuk mencegah dan mengobati Gastritis (Maag)
Gastritis
yang tidak parah dapat diberikan obat antasida dan istirahat yang banyak
Makan
yang dihaluskan seperti bubur, agar-agar sup krim.
Hindari
makan makanan yang berbumbu banyak dan merangsang seperti Lombok, Merica dan
sejenis asam – asaman atau makanan yang mengandung minyak banyak.
Banyak
minum seperti air teh, air jahe dengan soda.
DATA CAPAIAN INDIKATOR MUTU TRIMESTER KETIGA TAHUN 2019
Berdasar data
capaian diatas dapat diketahui bahwa capain indicator mutu ada bebrapa yang
sudah mencapai target diantaranya, kepatuhan terhadap CP,reaksi tranfusi,penundaan
operasi elektif,tidak dilakukan penandaan lokasi operasi,waktu lapor nilai
kritis .insiden ISK,insiden phlebitis bulan agustus sepytember,keterlambatan
pelayanan ambulance,serta kecepatan respon terhadap complain.
Adapun indicator
mutu kepuasan pasien dan keluarga serta tidak terisinya angket kepuasan pasien
rawat inap belum dapat diukur karena kegiatan tersebut belum tiba pada waktu
yang dijadwalkan
Indicator mutu
yang belum tercapai ada delapan indicator mutu diantaranya adalah : kepatuhan
identifikasi pasien, upaya pencehagan pasien jatuh emergensi respon time,waktu
tunggu rawat jalan, insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai pada bulan September,kepatuhan
terhadap fornas di bulan September, insiden phlebitis pada bulan juli ke[atuhan
petugas terhadap hand hiygin.
Pembahasan
1. Kepatuhan
identifikasi pasien:
Pada trimester ketiga ada tren kenaikan cakupan
disbanding pada trimester 1 dan 2. Meskipun belum mencapai target yang
diharapkan tetapi rentangnya tidak lebih dari 2 persen.
Rencana Tindak
Lanjut:
Resosialisasi tentang sasaran keselamatan pasien.
2. Upaya pencegahan resiko jatuh
Cakupan upaya pencegahan resiko jatuh belum mencapai target tetapi range
terhadap target kurang dari 5 %
3. Emergensi
respon time
Cakupan upaya pencegahan resiko jatuh belum mencapai target tetapi range
terhadap target tidak lebih dari 3 %
4. Kepatuhan terhadap
klinikal pathway
Kepatuhan tehadap klinikal pathway sudah mencapai target yang diharapkan
yaitu 100%
5. Jam
visit dokter
Jam visit dokter belum mencapai target,range terhadap target kuranng dari 10%
6. Kejadian
Reaksi tranfusi
Kejadian reaksi
tranfusi dari juli s/d september sudah mencapai target yang diharapkan
7. Penundaan
operasi elektif
Penundaan operasi elektif dari juli s/d september sudah mencapai target
yang diharapkan
8. Tidak
dilakukan penandaan lokasi operasi
Tidak dilakukan penandaan lokasi operasi dari juli s/d september sudah
mencapai target yang diharapkan
9.
Waktu tunggu rawat jalan
Waktu tunggu rawat jalan pada bulan juli s/d september belum mencapai
target tetapi ada tren neik terhadap trimester pertama da kedua.
Penambahan tenaga dokter spesialis dalam berpengaruh pada peningkatan
capaian waktu tunggu rawat jalan
Adapun hal hal yang menyebabkan masih belum tercapainya target
dikarenakan beberapa factor diantaranya adanya tindakan yang dilakukan pada
pasien di antrian awal sehingga pasien diantrian berikutnya akan menunggu
tindakan pasien yang sebelumnya selese, dokter melakukan visite dahulu.
RTL: pemberitahuan secara tertulis kepada dokter spesialis terhadap
capaian standart pelayanan waktu tunggu rawat jalan.
10. Waktu
lapor hasil kritis laboratorium
Waktu lapor hasil kritis laboratorium pada bulan april dan mei sudah mencapai target yang diharapkan, tetapi
pada bulan juni belum mencapai target,
rentang dari target kurang dari 3%.
11. Upaya
kepatuhan terhadap formularium nasional
Upaya kepatuhanterhadap formularium nasional pada bulan juli dan agustus sudah
mencapai target pada bulan September belum mencapai target yang diharapkan.
Yaitu kurang dari 1 %.
12. Insiden
keamanan obat yang perlu diwaspadai
Insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai pada bulan september belum
memenuhi target yang dihrapkan yaitu 1 % dari target 0% tetapi pada bulan juli
dan agustus sudah mencapai target yang diharapkan.
13. Kejadian
phlebitis
Kegiatan kegiatan Penyampaian hasil capaian indicator mutu kejadian
phlebitis kepada kepala unit/instalasi serta sosialisasi tatalaksana pemberian
cairan intra vena pada pelaksana dapat menurunkan angka kejadian phlebitis pada
trimester ke3 tahun 2019
14. Insiden
isk
Insiden isk pada
bulan juli s/d september sudah mencapai
target yang diharapkan
15. Kepatuhan
petugas hand heygiene
Kepatuhan petugas hand hygiene dari bulan juli s/d september masih dibawah
target yang diharapkan dikarenakan kepatuhan petugas terhadap cuci tangan dari
setiap moment yang dilalui masih kurang tetapi ada tren kenaikan terhadap
trimester pertama
Rencana tindak
lanjut:
a. Penyampaian hasil capaian indicator mutu kejadian hand heygiene kepada
kepala unit/instalasi
b. Sosialisasi
hand heygen kepada pelaksana.
16. Keterlambatan
pelayanan ambulan rumah sakit
Keterlambatan pelayanan ambulan rumah sakit pada bulan juli s/d September
sudah mencapai target.
17. Kepuasan
pasien dan keluarga
Kepuasan pasien dan kelarga pada trimester ketiga tidak dilaksanakan
karena belum sampai pada jadwal pelaksanaan
18. Tidak
terisinya angket kepuasan pasien rawat inap
Tidak terisinya angket kepuasan pasien rawat tidak ada krn kegiatan
survey belum diaksanakan pada trimester 3 tahun 2019 karena belum sampai pada
jadwalnya.
19. Kecepatan
respon terhadap komplain
Kecepatan respon terhadap complain dari bulan juli s/d september sudah
mencapai target.
Kegiatan yang telah dilakukan untuk
parbaikan capaian indicator mutu
Penyampaian hasil capaian indicator di unit.
pembinaan dan sosiaalisasi mengenai KIP, resiko
jatuh, hand hygiene kepada pelaksana dari kepala unit kepada pelaksana
penambahan tenaga dokter spesialis dalam 1
dokter.
DATA CAPAIAN INDIKATOR MUTU TRIMESTER DUA TAHUN 2019
Berdasar data
capaian diatas dapat diketahui bahwa capain indicator mutu ada bebrapa yang
sudah mencapai target diantaranya : kepatuhan terhadap CP,reaksi
tranfusi,peundaan operasi elektif,tidak dilakukan penandaan lokasi
operasi,waktu lapor nilai kritis dibulan april dan mei, insiden ISK,keterlambatan
pelayanan ambulance,kecepatan respon terhadap complain, kepatuhan terhadap
fornas pada bulan juni,insiden obat yang perlu diwaspadai bulan mei dan juni
serta tidak terisinya angket kepuasan pasien rawat inap.
Indicator mutu
yang belum tercapai ada enam indicator mutu diantaranya adalah kepatuhan
identifikasi pasien, upaya pencehagan pasien jatuh,emergensi respon time,waktu
tunggu rawat jalan, waktu lapor nilai kritis bulan juni, insiden keamanan obat
yang perlu diwaspadai pada bulan april, insiden phlebitis serta ke[atuhan
petugas terhadap hand hiygin serta kepuasan pelanggan.
Pembahasan
1. Kepatuhan
identifikasi pasien:
Pada trimester kedua
telah dilakukan kegiatan pembinaan dan sosialisasi mengenai KIP di unit
ICU sehingga capaian pada trimester kedua ada tren naik di bandingkan pada
trimester pertama dan capaian KIP di unit icu mencapai 73 % di bulan april, 89%
di bulan mei 82% di bulan juni.
Rencana Tindak
Lanjut:
kepala unit untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada pelaksana
terutama pada pegawai yang baru.
2. Upaya
pencegahan resiko jatuh
Cakupan upaya pencegahan resiko jatuh belum mencapai target tetapi range
terhadap target kurang dari 5 %
3. Emergensi
respon time
Cakupan upaya pencegahan resiko jatuh belum mencapai target tetapi range
terhadap target kurang dari 5 %
4. Kepatuhan terhadap
klinikal pathway
Kepatuhan tehadap klinikal pathway sudah mencapai target yang diharapkan
yaitu 100%
5. Jam
visit dokter
Jam visit dokter bulan april mei mencapai target pada bulan juni belum
mencapai target range dengan target kuranng dari 1%
6. Kejadian
Reaksi tranfusi
Kejadian reaksi
tranfusi dari april s/d juni sudah mencapai target yang diharapkan
7. Penundaan
operasi elektif
Penundaan operasi elektif dari april s/d juni sudah mencapai target yang
diharapkan
8. Tidak
dilakukan penandaan lokasi operasi
Tidak dilakukan penandaan lokasi operasi dari april s/d juni sudah
mencapai target yang diharapkan
9.
Waktu tunggu rawat jalan
Waktu tunggu rawat jalan pada bulan april s/d juni belum mencapai target
tetapi ada tren neik terhadap trimester pertama.
Penambahan tenaga dokter spesialis dalam berpengaruh pada peningkatan
capaian waktu tunggu rawat jalan
Adapun hal hal yang menyebabkan masih belum tercapainya target dikarenakan
beberapa factor diantaranya adanya tindakan yang dilakukan pada pasien di
antrian awal sehingga pasien diantrian berikutnya akan menunggu tindakan pasien
yang sebelumnya selese, dokter melakukan visite dahulu.
RTL: pemberitahuan secara tertulis kepada dokter spesialis terhadap
capaian standart pelayanan waktu tunggu rawat jalan.
10. Waktu
lapor hasil kritis laboratorium
Waktu lapor hasil kritis laboratorium pada bulan april dan mei sudah mencapai target yang diharapkan, tetapi
pada bulan juni belum mencapai target,
rentang dari target kurang dari 3%.
11. Upaya
kepatuhan terhadap formularium nasional
Upaya kepatuhanterhadap formularium nasional pada bulan april dan mei
belum mencapai target dengan rentang 1% pada bulan juni sudah mencapai target
yang diharapkan.
12. Insiden
keamanan obat yang perlu diwaspadai
Insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai pada bulan april belum memenuhi
target yang dihrapkan yaitu 1 % dari target 0% tetapi pada bulan mei dan juni
sudah mencapai target yang diharapkan.
13. Kejadian
phlebitis
Kejadian phlebitis masih diatas angka yang diharapkan hal ini disebabkan
karena pemberian terapi cairan pekat yang meningkatkan resiko phlebitis,
Adapun factor kepatuhan petugas terhadap prosedur pelaksanaan pemberian
cairan intra vena perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut.
Rencana tindak
lanjut:
a. Penyampaian hasil
capaian indicator mutu kejadian phlebitis kepada kepala unit/instalasi.
b. Sosialisasi tatalaksana pemberian
cairan intra vena pada pelaksana
14. Insiden
isk
Insiden isk pada
bulan april s/d juni sudah mencapai
target yang diharapkan
15. Kepatuhan
petugas hand heygiene
Kepatuhan petugas hand hygiene dari bulan april s/d juni masih dibawah
target yang diharapkan dikarenakan kepatuhan petugas terhadap cuci tangan dari
setiap moment yang dilalui masih kurang tetapi ada tren kenaikan terhadap
trimester pertama
Rencana tindak
lanjut:
a. Penyampaian hasil capaian indicator mutu kejadian hand heygiene kepada
kepala unit/instalasi
b. Sosialisasi
hand heygen kepada pelaksana.
16. Keterlambatan
pelayanan ambulan rumah sakit
Keterlambatan pelayanan ambulan rumah sakit pada bulan januari belum
mencapai target dikarenakan jumlah sopir yang belum memadai tetapi pada bulan
februari dan maret sudah terpenuhi karena adanya penambahan tenaga sopir.
17. Kepuasan
pasien dan keluarga
Kepuasan pasien dan keluarga dilaksanakan survey pada bulan juni dengan
hasil asih dibawah target dengan range 5% dari target.
RTL;
Penyampaian
hasil survey kepada karyawan melalui apel pagi
Penggalangan komitmen untuk meningkatkan pelanan yang bias memuaskan
pelanggan tanpa meninggalkan kepatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan.
18. Tidak
terisinya angket kepuasan pasien rawat inap
Tidak terisinya angket kepuasan pasien rawat telah mencapai target.
Angket yang disebar dapat kembali semua 100%
19. Kecepatan
respon terhadap komplain
Kecepatan respon terhadap complain dari bulan april s/d juni sudah
mencapai target.
Kegiatan yang telah dilakukan untuk
parbaikan capaian indicator mutu
Penyampaian hasil capaian indicator di unit.
pembinaan dan sosiaalisasi mengenai KIP, resiko
jatuh, hand hygiene kepada pelaksana dari kepala unit kepada pelaksana
penambahan tenaga dokter spesialis dalam 1
dokter.
DATA CAPAIAN INDIKATOR MUTU TRIMESTER SATU TAHUN 2019
Berdasar data
capaian diatas dapat diketahui bahwa capain indicator mutu ada bebrapa yang
sudah mencapai target diantaranya : kepatuhan terhadap clinikal pathway, reaksi
tranfusi,peundaan operasi elektif,tidak dilakukan penandaan lokasi
operasi,waktu lapor nilai kritis dibulan maret
insiden ISK,keterlambatan pelayanan ambulance pada bulan februari dan
maret,serta kecepatan respon terhadap complain.
Adapun indicator
mutu kepuasan pasien dan keluarga serta tidak terisinya angket kepuasan pasien
rawat inap belum dapat diukur karena kegiatan tersebut belum tiba pada waktu
yang dijadwalkan
Indicator mutu
yang belum tercapai ada enam indicator mutu diantaranya adalah identifikasi
pasien, upaya pencehagan pasien jatuh,emergensi respon time,waktu tunggu rawat
jalan, waktu lapor nilai kritis bulan januari dan februari, insiden keamanan
obat yang perlu diwaspadai pada bulan januari dan februari, insiden phlebitis,
serta kepatuhan petugas terhadap hand hiygin.
Pembahasan
Kepatuhan identifikasi pasien:
Pada bulan januari februari dan maret secara kumulatif range dengan
target tidak lebih dari 3 % tetapi di ruang ICU capaiannya 0%.dikarenakan
penugasan pasien per orang, dan pada saat dilakukan pengecekan perawat tersebut
tidak melakukan identifikasi pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
Rencana Tindak Lanjut:
kepala unit untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada pelaksana.
2. Upaya pencegahan resiko jatuh
Pada bulan januari cakupannya 94,7% ini disebabkan karena pada bulan
tersebut di ruang ICU capaiannya 0%.dikarenakan penugasan pasien per orang, dan
pada saat dilakukan pengecekan perawat tersebut tidak melakukan identifikasi
pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
RTL: kepala unit untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada pelaksana.
3. Emergensi respon time
Pada bulan januari, februari maret cakupan belum mencapai target tetapi
range nya hanya 1 %.
Hal ini bias tejadi dikarenakan ketika ada tindakan SC dokter IGD mendampingi di ruang OK.
4. Kepatuhan terhadap klinikal pathway
Kepatuhan tehadap klinikal pathway sudah mencapai target yang diharapkan
5. Jam visit dokter
Jam visit dokter belum mencapai target pada bulan februari dan maret hal
ini disebabkan karena dokter yang terjadwal poliklinik juga visit. Kondisi ini
dikarenakan jumlah dokter spesialis yang belum seperti harapan.
RTL:
Mencari dan menambah dokter spesialis baru.
6. Kejadian Reaksi tranfusi
Kejadian reaksi tranfusi dari januari s/d maret sudah mencapai target yang diharapkan
7. Penundaan operasi elektif
Penundaan operasi elektif dari januari s/d maret sudah mencapai target yang diharapkan
8. Tidak dilakukan penandaan lokasi operasi
Tidak dilakukan penandaan lokasi operasi dari januari s/d maret sudah mencapai target yang diharapkan
9. Waktu tunggu rawat jalan
Waktu tunggu rawat jalan pada bulan januari s/d maret belum mencapai
target hal ini dikarenakan beberapa factor diantaranya adanya tindakan yang
dilakukan pada pasien di antrian awal sehingga pasien diantrian berikutnya akan
menunggu tindakan pasien yang sebelumnya selese, dokter melakukan visite
dahulu.
Rencana tindak lanjut:
Memberitahu hasil capaian waktu tunggu rawat jalan kepada dokter spesialis.
10. Waktu lapor hasil kritis laboratorium
Waktu lapor hasil kritis laboratorium pada bulan maret sudah mencapai target yang diharapkan, tetapi pada bulan januari dan februari belum mencapai target, meskipun rentang dari target kurang dari 3%.
11. Upaya kepatuhan terhadap formularium nasional
Upaya kepatuhanterhadap formularium nasional belum mencapai target dengan rentang 1%
12. Insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai
Insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai pada bulan januari dan maret belum memnuhi target yang dihrapkan yaitu 1 % dari target 0%
13. Kejadian phlebitis
Kejadian phlebitis masih diatas angka yang diharapkan hal ini disebabkan
karena pemberian terapi cairan pekat dan darah yang meningkatkan resiko
phlebitis,
Adapun factor kepatuhan petugas terhadap prosedur pelaksanaan pemberian
cairan intra vena perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut.
Rencana tindak lanjut:
a. Penyampaian hasil capaian indicator mutu kejadian phlebitis kepada kepala unit/instalasi.
b. Sosialisasi tatalaksana pemberian cairan intra vena pada pelaksana
14. Insiden isk
Insiden isk pada bulan januari s/d maret sudah mencapai target yang diharapkan
15. Kepatuhan petugas hand heygiene
Kepatuhan petugas hand hygiene dari bulan april s/d juni masih dibawah
target yang diharapkan dikarenakan kepatuhan petugas terhadap cuci tangan dari
setiap moment yang dilalui masih kurang
Rencana tindak lanjut:
a. Penyampaian hasil capaian indicator mutu kejadian phlebitis kepada kepala unit/instalasi
b. Sosialisasi hand heygen kepada pelaksana.
16. Keterlambatan pelayanan ambulan rumah sakit
Keterlambatan pelayanan ambulan rumah sakit pada bulan januari belum mencapai target dikarenakan jumlah sopir yang belum memadai tetapi pada bulan februari dan maret sudah terpenuhi karena adanya penambahan tenaga sopir.
17. Kepuasan pasien dan keluarga
Kepuasan pasien dan keluarga s/d bulan maret belum dilaksanakan survey.
18. Tidak terisinya angket kepuasan pasien rawat inap
Tidak terisinya angket kepuasan pasien rawat inap s/d bulan maret belum dilaksanakan survey.
19. Kecepatan respon terhadap komplain
Kecepatan
respon terhadap complain dari bulan januari s/d maret sudah mencapai target.
Puncak peringatan Hari Jadi Kebumen ke-390, yang berlangsung Rabu (21/8/2019), kemarin berlangsung meriah. Sejumlah kegiatan menyemarakkan peringatan hari istimewa bagi Kota Beriman tersebut. Upacara peringatan Hari Jadi Kebumen yang digelar Rabu pagi mengawali rangkaian acara. Suasana “Njawani” makin terasa dengan iringan gamelan ditambah para pejabat yang mengenakan busana adat Kebumen. Di saat yang sama, Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, melaunching baju adat Kebumenan itu. Bupati Yazid menyampaikan filosofis berbusana adalah ngejeni diri sendiri, ngajeni marang liyan, ngajini marang gusti (menutup aurat). Banyak daerah di Indonesia (Jawa Tengah) telah memiliki budaya adar sebagai simbol dari kebudayaan masing-masing.
Hari ini tepat hari Senin (17/8/2019), Bangssa Indonesia memperingati hari ulang tahun (HUT RI) ke-74.
Jangan pernah melupakan pengorbanan yang dilakukan oleh pejuang kemerdekaan yang gagah berani untuk kemerdekaan bangsa kita yang besar. Semoga semua orang menikmati Hari Kemerdekaan yang bahagia dan bermakna Dirgahayu RI.
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena muara dari pelayanan rumah sakit adalah pelayanan jasa.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit sudah diawali dengan penilaian
akreditasi rumah sakit yang mengukur dan
memecahkan masalah pada tingkat input
dan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus
melakukan berbagai standar dan
prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit
dipicu untuk dapat menilai diri (self
assesment) dan memberikan pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur
hasil kerjanya perlu ada alat ukur
yang lain, yaitu indikator mutu pelayanan rumah
sakit yang menilai dan memecahkan
masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur
hasil kinerja rumah sakit tidak dapat
dikertahui apakah input dan proses yang baik
telah menghasilkan output yang baik
pula. Indikator rumah sakit disusun bertujuan
mengukur kinerja rumah sakit serta
nyata sesuai standar yang ditetapkan.
Untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
indicator mutu RS diperlukan
suatu perangkat pencatatan dan pelaporan yang
baik dan akurat, sehingga informasi
yang ada benar-benar dapat menggambarkan
kualitas dari mutu pelayanan RS. Data
tersebut nantinya dapat digunakan sebagai bahan
perencanaan dan pengambilan
keputusan dalam menentukan kebijakan program
mutu di masa yang akan datang.
Berikut ini adalah beberapa Indikator Mutu RSUD Prembun sebagai berikut :
PENGADAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2019
Diberitahukan bahwa RSUD Prembun Kabupaten Kebumen akan melaksanakan Pengadaan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2019 dengan ketentuan :
Formasi yang dibutuhkan adalah : 1. Dokter Spesialis Anestesi
2. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Status dokter BLUD RSUD Prembun
Gaji pokok Rp. 10.000.000,-
Jasa Medik
Contact Person 087715269731 dr. Iwan Danardono,Sp.Rad.MMR